Kamis, 01 Juli 2010

“SURAT DARI ANAK BANGSA” Kepada Ibu Pertiwi,

By. Kejora Titis

Oh, Bangsaku!
Mengapa engkau terlalu angkuh untuk mengatakan maaf.
Dan terlalu lugu untuk mengatakan kebenaran.

Oh, Bangsaku!
Mengapa engaku terlalu mudah untuk menumpahkan darah.
Tetapi sulit untuk membersihkan amarah.

Oh, Bangsaku!
Mengapa engkau terlalu sudi untuk membisikkan damai.
Namun hina untuk menghentikan perang.

Oh, Bangsaku!
Mengapa engkau terlalu suci untuk memanggil Allah.
Sementara haram untuk melakukan kebajikan.


Oh, Bangsaku!
Sadarlah!
Bahwa hanya kebencian yang ada padamu.

Lihatlah!
Bahwa hanya pedang yang ada padamu.

Dengarlah!
Bahwa hanya hujatan yang ada padamu.

Ciumlah!
Bahwa hanya kebusukan yang ada padamu.

Kecaplah!
Bahwa hanya kepahitan yang ada padamu.

Rasakanlah!
Bahwa hanya kesakitan yang ada padamu.

Oh, Bangsaku!
Cepatlah bertobat.
Sebelum dimakan oleh laknat.

Oh, Bangsaku!
Carilah kasih.
Sebelum disembunyikan oleh benci.

Oh, Bangsaku!
Segeralah berobat.
Sebelum dipatahkan oleh cacat.

Oh, Bangsaku!
Hadaplah Tuhan.
Sebelum dimangsa oleh setan.

Oh, Bangsaku!
Dengarlah suaraku.
Sebelum ditelan oleh maut.



=Indonesia-Maret 31,2005=
Masuk kategori 100 Puisi Terbaik

Rabu, 30 Juni 2010

"ALUNAN HATI"

By. Kejora Titis

Entah Cinta atau Sayang
Yang ku tanam dalam hatiku untuknya
Entah Cinta dan Sayang
Yang jelas ku nggak bisa kehilangannya

Dia semangat dalam hidupku
Dia seperti nada-nada melodi yang indah
Dia seperti matahari yang menyinari alam semesta

Aku ingin miliki dia selalu, selamanya tetap bersama
Aku ingin dia selalu ada setiap jejak langkahku

*Surabaya,June 29-2010*

Selasa, 29 Juni 2010

"POTRET KEHIDUPAN KITA"

By. Kejora Titis

kutitip rindu ini
pada bentak cakrawala
lewat layang-layang kusampirkan
dibenangnya

semoga kalian semua bisa mengeja
betapa menyakitkan jatuh cinta
lebih baik hidup dalam benci
kapan saja datang berahi membunuh
kau tinggal tusuk badik
dan mengalirlah darah

itu tak bisa kau temui dalam cinta
cinta, selalu menuntutmu berjaga
tentang apa saja

lihatlah benci ini, dia
menjadikan hidup kita lebih
bergairah, apalagi untuk menumpahkan darah
hei, tengok betapa nikmat
rasanya memenggal kepala
oi, dengar merdu nian
suara erang kesakitan
itu semua tak bisa diberikan oleh cinta
cinta hanya memberikan
sebuah jubah kebijakan
tempat menyembunyikan kepengecutan

ayo, mari bergairahlah
mumpung darah masih merah
selagi napas masih hangat
siapa paling banyak membunuh
dialah manusia paripurna


^Arsip Terbitan Buku Poem^
=Surabaya, 31 Maret 2007=
Masuk kategori 100 Puisi Terbaik di INTI Jakarta

"PANCARAN TUHAN"

By. Kejora Titis

Nafasku nafas Tuhan
Inderaku indera Tuhan
Hatiku hati Tuhan
Hasratku hasrat Tuhan
Cintaku cinta Tuhan
Karena aku milik Tuhan

Benarkah aku milik Tuhan ?
Atau bagian dari Tuhan yang tersungkur kebumi

Maka saat berjalan bergandengan
Melakukan apa keinginan Tuhan
Lihatlah… rasakanlah…

Betapa banyak orang mencaci
Betapa banyak orang membenci
Betapa banyak pula menyadarkanku

Padahal mereka tidak tahu
Aku selalu bersama Tuhan


^Arsip My Poem^
Greenhouse, Surabaya
=June 18 , 2006=

"NASIB LANGIT"

By.Kejora Titis

Memang langit selalu kanak-kanak
melempar-lemparkan hujan;
bertukar rupa dengan laut
mentertawakan dingin yang kupeluk

Memang langit selalu penuh kanak
hujan dibuatnya gusar
Cuma mengecup tanah?

ketika pohon menggigil terlalu rindu
sungai-sungai yang mengenang masa remaja
membiarkan ikan-ikan bercumbu dengan kangen
batu-batu yang menunggu di riak nasibmu

Memang langit selalu kanak-kanak
ditatapnya genangan hujan
yang mengandung rasa paling puisi
menafasi doa bumi untuk akar-akar
yang tak mengeluh dan tak kehilangan siasat

Memang langit selalu kanak-kanak
setelah ditinggal hujan ia membisu
menyampaikan sunyi di dua sulbimu.

^Arsip Poemku^
=Bumi Indonesia, 2001=

Senin, 28 Juni 2010

"JIWAKU DAN JIWAMU PERGI"

by.Kejora Titis

Kekasih…
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana

kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan

kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin sayup

kekasih…
karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
meleburkan kebimbangan sang peragu
saat luka kuburkan semburat hasrat perindu
dari kelam kelabu cerita lalu

kekasih…
butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa

kekasih…
sanjung puji dalam serambi janji
terucap lugas pada paras sejati
demi ikrar atas cinta suci
rekatkan dua hati yang terpatri

PENYESALAN TIADA AKHIR

By.Kejora Titis


Jika waktu dapat berbalik arah
Akan ku tata kehidupanku seindah bayanganku
Tatapi kini aku sadar semua itu hanyalah penyesalan belaka
Hal-hal yang belum pernah terpikirkan di masa itu, kini telah menjadi beban hidupku
Sekarang semuanya sudah berlalu dan terlambat untuk di ubah
Hidupku akan selalu berada di dalam keadaan yang sangat menyakitkan
Inilah hidupku , tidak ada seorangpun yang tahu tentang hidupku
Hanya diriku yang mengerti hidupku
Seandainya waktu dapat berputar kembali
Aku lebih memilih untuk tidak dilahirkan di dunia ini
Aku tidak ingin dilahirkan bukan untuk diriku sendiri,
Tetapi untuk mereka yang melahirkanku karena aku sadar
Kehadiranku hanya membuat beban yang sangat berat bagi mereka


Sabtu, 26 Juni 2010
=Kampung Malang, Surabaya=